Sabtu, 22 Maret 2014

TUGAS KELOMPOK

“TEORI ORGANISASI UMUM 2”


Kelompok 5 :

Aldiano J Putra
(10112582)
Hendra Vira Dewantara
(13112389)
Indarawan Exsatria
(13112715)
Mochammad Cahyo Racmadi
(14112654)
Naufal Dimasyki G A
(15112260)
Rahma Nurtya Senja
(15112910)
Suhandri Utomo
(17112179)





UNIVERSITAS GUNADARMA
2014



Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikanrahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Teori Organisasi 2 ini dengan tepat waktu. Pengembangan pembelajaran dari materi yang ada pada makalah bertujuan untuk menjelasakan tentang penempatan dan struktur organisasi. Upaya ini diharapkan dapat mengoptimalkan wawasan mahasiswa terhadap mata kuliah teori organisasi 2.
Dalam penyusunan makalah ini, masih banyak kekurangannya. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik maupun saran demi perbaikan yang akan datang. Akhirnya penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.

                                                                                                Depok, 22 Maret 2014
                                                             
                                                                                                      Penyusun















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................    1
DAFTAR ISI........................................................................................................... 2
PENDAHULUAN.................................................................................................. 3
PEMBAHASAN
     Dimensi Struktur Organisasi......................................................................... 4
     Departemenisasi.............................................................................................. 5
     Desain organisasi........................................................................................... 9
     Implikasi manajeial desain dan struktur organisasi................................ 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 12

















PENDAHULUAN
Hakikatnya manusia tidak dapat hidup tanpa adanya manusia lain. Dalam keseharian kita , sering menemui berbagai macam organisasi , baik organisasi tersebut dalam skala kecil maupun dalam skala besar. Organisasi menciptakan jaringan pekerjaan yang mana kebanyakkan orang mencurahkan sebagian besar waktunya. Dalam perannya organisasi memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam organisasi memiliki berbagai jenis pekerjaan dan tanggungjawab serta penempatan pekerjaan yang berbeda-beda.
Organisasi dapat berjalan sebagai sistem terbuka yang mempunyai transaksi dengan lingkungan. Agar tetap hidup dan menguntungkan. Suatu organisasi harus memelihara rasio yang menguntungkan antara input dan outputnya. Organisasi berusaha untuk mengendalikan pengadaan sumber-sumber dan menghidarkan proses transformasi dari fluktuasi yang tidak terkendali dalam pengadaan input maupun outputnya. Organisasi ini pun harus tertata atu terstruktur dengan baik , agar target yang ingin kita capai dapat berjalan dengan maksimal dengan adanya suatu penempatan/ pembagian pekerjaan yang baik dalam organisasi tersebut. Dan dengan itu marilah kita bahas mengenai Dimensi struktur Organisasi, Departemenisasi, Model-model desain organisasi serta Implikasi manajeial desain dan struktur organisasi.














PEMBAHASAN

Dimensi Struktur Organisasi
Struktur adalah cara bagimana sesuatu itu disusun. Sesuatu yang ada dalam organisasi adalah pekerjaan-pekerjaan dan pekerjaan-pekerjaan itu saling berhubungan. Oleh karena itu struktur bertalian dengan hubungan-hubungan pekerjaan yang terdapat dalam organisasi yang relatif pasti. Hubungan yang relatif pasti itu timbul sebagai hasil dari proses pemecahan atas empat masalah yang dilakukan oleh manajer, yaitu masalah pembagian pekerjaan, departemensasi, rentang kendali dan pendelegasiaan kekuasaan. Atas dasar itu, Gibson, Invancevich, dan Donnely memberikan petunjuk struktur organisasi adalah hasil proses yang ditempuh oleh para manajer untuk memecahkan empat bagian persoalan yang terdiri dari pembagian pekerjaan, departemenisasi, rentang kendali, dan delegasi. Pengertian tersebut memperlihatkan adanya satuan-satuan organisasi, hubungan-hubungan dan saluran wewenang yang ada di dalam organisasi.
Kemampuan suatu organisasi memerikan reaksi secara tepat terhadap ancaman-ancaman kingkungan dan menjaga efesiensi rasio dari input ke output sebagaian ditentukan oleh strukturnya. Struktur organisasi adalah pola rumusan peran dan hubungan peran, pengalokasian aktivitas guna memisahkan sub unit- sub unit , distribusi kekuasaan di antara jabatan-jabatan administratif serta jaringan komunikasi formal. Sebenarnya struktur juga dapat disebut dengan perencanaan formal guna mencapai pembagian tenaga yang efisien serta efektifitas koordinasi aktivitas-aktivitas para anggotanya.
Menurut Dakton E Macfarland Struktur organisasi adalah sebagai suatu pola jaringan antara berbagai macam jabatan dan para pemegang jabatan. Jadi, struktur organisasi yaitu susunan hubungan-hubungan antar satuan-satuan organisasi, jabatan-jabatan, tugas-tugas, wewenang dan pertanggungjawaban dalam organisasi. Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa struktur organisasi memperlihatkan satuan-satuan organisasi, hubungan-hubungan dan saluran-saluran wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam organisasi.
Dalam struktur organisasi dapat dibedakan adanya 2 macam satuan organisasi, yaitu satuan organisasi utama dan satuan organisasi lanjutan. Organisasi utama adalah satuan-satuan organisasi yang berkedudukan langsung di bawah pucuk pimpinan. Sedangkan organisasi lanjutan ialah satuan-satuan organisasi yang berkedudukan di bawah satuan utama. Dan dapat kita simpulkan bahwa dimensi struktur organisasi ini meliputi suatu determinan dalam kemampuannya berfungsi secara efisien dan menyesuaikan terhadap lingkungannya. Aspek-aspek utama dalam struktur meliputi: rentang pengendalian (span of control) dan diferensiasi vertikal, sentralisasi kekuasaan, formalisasi, diferensiasi lini-staf serta tipe departemenisasi.

Departemenisasi
Departemenisasi adalah aktivitas untuk menyusun satuan-satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu. Fungsi adalah sekelompok aktivitas sejenis berdasarkan aktivitas sejenis berdasarkan kesamaan sifatnya atau pelaksanaanya. Departemenisasi dapat juga disebut sebagai pengelompokan posisi-posisi individu serta aktivitas-aktivitasnya dalam sub unit-sub unit yang terpisah dalam organisasi. Dalam setiap jenjang kekuasaan di mana terdapat lebih dari satu manajer yang dibutuhkan, maka beberapa dasar harus dicari untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab untuk aktivitas mana. Dengan adanya spesialisasi peran dalam jabatan-jabatan individu, berarti konsep spesialisasi benar-benar  dapat diterapkan untuk pembentukan sub unit-sub unit dalam setiap jenjang kekuasaan. Pentingnya departemenisasi pada jenjang atas sangat besar tepat di bawah pejabat eksekutif.
Hal yang harus di perhatikan dalam melakukan departemenisasi :
1.    Departemenisasi berdasarkan fungsi, yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang masing-masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya, pelakasanaanya atau pertimbangan lain.
Contoh :
Misalanya dalam suatu pabrik dibentuk satuan-satuan yang masing-masing melakukan kegiatan produksi, pemasaran dan administrasi sehingga di pabrik itu terdapat seksi produksi, seksi pemasaran dan bagian administrasi.

2.    Departemenisasi berdasarkan produksi, yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang masing-masing diserahi aktivitas menghasilkan jenis barang tertentu.
Contoh :
Misalnya dalam perusahaan elektronik dibentuk pabrik radio, pabrik televisi , pabrik kulkas, pabrik bola lampu.Contoh lain misalnya dalam pabrik kendaraan terdapat satuan-satuan yang masing-masing menghasilkan sedan, bus, truk sehingga dalam pabrik ini terdapat seksi sedan, seksi bus, seksi truk. Sebuah contoh lain misalnya dalam pabrik senjata di dalamnya dibentuk seksi meriam, seksi pistol dan seksi mitraliur.

3.    Departemenisasi berdasarkan rangkaian kerja, yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang secara berurutan harus dilalui oleh langkah-langkah pengerjaan sehingga pekerjaan dapat selesai dengan baik.





Contoh:
Misalnya dalam perusahaan perabotan kantor yang membuat meja, kursi, almari dan lainnya semacam itu di dalamnya dapat dibentuk satuan-satuan yang masing-masing melakukan kegiatan pemotongan kayu, pemasangan, dan pengecatan sehingga di situ akan ada seksi pemotongan, seksi pemasangan, dan seksi pengecatan. Contoh lain misalnya dalam pabrik tekstil dibentuk satuan-satuan organisasi yang melakukan kegiatan pemintalan, penenunan, perajutan, pencelupan warna, penyelesaian dan wujud kongkritnya adalah seksi pemintalan, seksi penenunan, seksiperajutan, seksi pencelupan warna dan seksi penyelesaian.

4.    Departemenisasi berdasarkan langganan, yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang masing-masing melakukan kegiatan memberikan pelayanan kepada orang-orang atau badan-badan tertentu yang datang secara tetap.
Contoh:
Misalnya di rumah sakit  di dalamnya bisa terdapat satuan-satuan organisasi yang masing-masing melayani pengobatan penyakit berdasarkan spesialisnya contoh , spesialis jantung , spesialis paru-paru, spesialis anak-anak dll. Contoh lainnya misalnya dalam suatu perusahaan besar di dalamnya dibentuk satuan-satuan organisasi yang masing-masing melayani pembelian dari pemerintah, pembelian dari bada-badan swasta, dan pembelian eceran.

5.    Departemenisasi  berdasarkan jasa, yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang masing-masing diserahi aktivitas untuk memberikan jenis jasa tertentu.
Contoh :
Misalnya dalam suatu Lembaga Bantuan Hukum (LBH) didalamnya dibentuk satuan-satuan yang masing-masing diserahi memberikan bantuan kepada masyarakat tentang masalah hukum pidana, hukum dagang, hukum warisan, hukum agraria dan lain-lain. Contoh lain misalnya pada organisasi pemerintahan terdapat jawatan penempatan tenga, jawatan pariwisata, perusahaan asuransi.

6.    Departemenisasi berdasarkan alat, yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang masing-masing melakukan kegiatan dengan menggunakan alat-alat tertentu.
Contoh:
Misalnya pada sekolah teknik terdapat kelas listrik, kelas kimia, kelas pengetaman, kelas pembubutan, kelas penggergajian masinal.

7.    Departemenisasi berdasarkan wilayah, yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang masing-masing diserahi untuk mengurus satuan daerah tertentu.
Contoh:
Dalam Negara Republik Indonesiadibentuk provinsi-provinsi, kabupaten-kabupaten, kotamadya-kotamadya, kecamata-kecamatan, desa-desa, dukuh-dukuh, rukun warga-rukun warga, rukun tetangga-rukun tetangga. Contoh lain misalnya untuk keperluan pertahanan keamanan dalam wilayah negara dibentuk komando wilayah pertahanan Sumatra, komando wilayah petahanan Jawa, komando wilayah pertahanan kalimantan, komando wilayah pertahanan Irian Jaya dan lain-lain. Di dalam komando wilayah pertahanan dibentuk komando daerah militer, komando distrik militer, komando rayon militer. Sebuah contoh lagi misalnya perusahaan yang membuka cabang-cabang atau perwakilan-perwakilan tersebar di berbagai daerah.

8.    Departemenisasi berdasarkan waktu, yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang masing-masing melakukan kegiatan pada waktu pagi, siang, malam.
Contoh :
Di pabrik yang harus bekerja selama 24 jam sehingga para pekerjanya di kelompok-kelompokkan yang masing-masing kelompok bekerja selama delapan jam. Atau dalam suatu sekolahan yang siswanya sangat banyak kadang-kadang dijumpai dengan adanya kelas pagi dan kelas siang.

9.    Departemenisasi berdasarkan jumlah, yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang masing-masing beranggotakan sejumlah orang tertentu.
Contoh:
Dalam kalangan militer dikenal dengan sebutan regu, kompi, batalyon dll.

10. Departemenisasi  satuan organisasi khusus, yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang akan melakukan aktivitas yang setelah dipelajari benar-benar tidak akan dapat ditampung oleh satuan organisasi yang telah ada dalam stuktur organisasi rutin dan aktivitasnya bersifat sementara. Tiap-tiap satuan oranisasi khusus yang di bentuk hendaknya menggunakan nomenklatur atau sebutan satuan organisasi tertentu sehingga dari sebutan satuan organisasi itu segera dapat diketahui aktivitas khusu apa yang akan dilakukan oleh satuan organisasi khusus bersangkutan. Beberapa contoh sebutan satuan organisasi khusus yaitu tim, komisi , komite, satuan tugas (satgas) , panitia.

a.    Tim, sebutan satuan organisasi ini gunakan apabila aktivitas utamanya adalah melakukan penelitian, bersifat sementara dan tidak dapat dilakukan oleh satuan organisasi yang sudah ada pada struktur organisasi rutin. Misalnya tim kesehatan, tim atom untuk perdamaian, tim daerah pasang surut, tim batik klasik.
b.    Komisi, sebutan satuan organisasi ini digunakan apabila aktivitas utamanya adalah melakukan pemberian nasehat, bersifat sementara dan tidak dapat dilakukan oleh satuan organisasi yang telah ada pada struktur organisasi rutin. Misalnya komisi perencanaan kota, komisi kurikulum, komisi siaran sekolah.
c.    Komite, sebutan satuan organisasi ini digunakan apabila aktivitas utamanya adalah melakukan pemeriksaan, bersifat sementara dan tidak dapat dilakukan oleh satuan organisasi yang telah ada pada struktur organisasi rutin. Misalnya komite proyek bendungan, komite perusahaan daerah.
d.    Satuan tugas atau lebih dikenal dengan akronim satgas, sebutan satuan organisasi ini digunakan apabila aktivitas utamanya adalah melakukan pekerjaan tertentu yang secara mendesak perlu segera diselesaikan, bersifat sementara, dan tidak dapat dilakukan oleh satuan organisasi yang telah ada pada struktur organisasi rutin. Misalnya satgas bencana banjir, satgas gempa bumi.
e.    Panitia, sebutan satuan organisasi ini digunakan apabila aktivitas utamanya adalah melakukan pekerjaan tertentu yang tidak termasuk salah satu aktivitas tersebut di atas, bersifat sementara dan tidak dapat dilakukan oleh satuan organisasi yang telah ada pada struktur organisasi rutin. Misalnya panitia senjata dll.
Agar satuan tugas organisasi khusus yang telah dibentuk dapat bekerja dengan lancar serta berhasil baik mencapai tujuannya perlu diperhatikan berbagai pedoman berikut:
a.    Tiap-tiap pembentukan satuan organisasi khusus apapun namanya harus dirumuskan dengan jelas tujuannya.
b.    Tiap-tiap satuan organisasi khusus yang dibentuk harus ditentukan dengan tegas kedudukannya, misalnya harus ditentukan dengan tegas apakah satuan organisasi yang dibentuk ini berkedudukan langsung di bawah pucuk pimpinan organisasi yang membentuk atau berkedudukan di bawah pimpinan satuan organisasi dari organisasi yang membentuk.
c.    Dilakukan pemilihan atau pengangkatan yang saksama terhadap para calon anggotanya sehingga dapat dihindarkan pemilihan atau pengangkatan berdasarkan selera pembentuk atau selera calon anggota. Sebagai ukuran pemilihan atau pengangkatan anggota anatara lain misalnya kemampuannya memang dibutuhkan atau bidang kerjanya tersangkut.
d.    Jumalah anggota sebaiknya tidak terlalu banyak.
e.    Kepada tiap satuan organisasi khusus yang dibentuk harus diberikan suatu tatakerja yang sederhana agar dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar.
f.     Kepada tiap satuan organisasi khusus yang dibentuk harus diberikan bantuan fasilitas secukupnya.
g.    Terhadap satuan organisasi khusus yang dibentuk harus dilakuakan pengontrolan secara kontiyu.
h.    Tiap satuan organisasi khusus yang dibentuk harus diwajibkan membuat laporan secara berkala tentang aktivitas yang dilakukan.
i.      Memilih ketua dengan tepat.

11. Departemenisasi matrix, yaitu pembentukan satuan-satuan organisasi yang di dalamnya terdapat perpaduan antara dua unsur pola matrix ialah satuan organisasi sumber dan satuan organisasi program yang satu sama lain saling berkaitan. Satuan organisasi sumber merupakansatuan organisasi yang menguasai tenaga dan fasilitas. Satuan organisasi sumber ini pada umumnya memiliki susunan serta kedudukan yang tetap. Sedangkan yang dimaksud dengan satuan program adalah satuan organisasi yang melakukan kegiatan menyusun dan melaksanakan program. Satuan organisasi program ini selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan penambahan program.

Dua unsur satuan organisasi tersebut yaitu satuan organisasi sumber dan satuan organisasi program dikoordinasikan oleh satuan pimpinan sebagai pemegang wewenang tertinggi dan penanggungjawab terakhir. Guna menyusun norma, peraturan serta kebijaksanaan pokok dan menampung pendapat masyarakat lingkungannya pada struktur matrix dapat pula dibentuk satuan haluan. Untuk memberikan bantuan keahlian dalam masalah tertentu dapat dibentuk satuan konsultasi, dan guna menilai apakah pelakasanaan aktivitas sesuai dengan program yang telah ditetapkan dapat pula di sini dibentuk satu kontrol.

Misalnya dalam suatu universitas terdapat satuan sumber yang antara lain berupa fakultas, lembaga, balai, rumah sakit dan terdapat beberapa macam program lain program purna sarjana, program penelitian kesenian daerah, program penataran pegawai sipil, program pengobatan masal. Pucuk pimpinan universitas ada di tangan rektor. Untuk menyusun peraturan tentang berbagai masalah yang bersifat pokok pada universitas ada senat universitas. Guna memperoleh nasehat tentang masalah tertentu yang memerlukan keahlian tertentu rektor mengangkat staff ahli, dan untuk menilai apakah program-program berjalan dengan ketentuan, rektor memiliki aparat berupa inspektorat.
Desain Organisasi yang Umum
Desain organisasi yang biasanya digunakan adalah struktur sederhana, brokrasi dan strutur matriks.
1.    Struktur Sederhana
Struktur sederhana adalah suatu struktur yang bercirikan tingkat departementalisasi sederhana, rentang kendali yang luas, wewenang yang dipusatkan dalam tangan satu orang, dan formalisasi kecil. Struktur sederhana paling banyak dipraktekkan dalam bisnis kecil dimana manajer dan pemilik hanya ada satu dan adalah orang yang sama. Kekuatan struktur sederhana terletak dalam kesederhanaannya. Cepat, luwes dan tidak mahal  pemeliharaannya, dan Tanggung jawabnya jelas. Satu kelemahan utama adalah sulit untuk mempertahankan  sesuatau yang lain daripada organisasi yang kecil. Struktur sederhana sebenarnya tidak terbatas pada organisasi kecil, hanya saja lebih sulit untuk membuatnya berhasil secara efektif dalam perusahaan besar.
2.    Birokrasi
Birokrasi adalah suatu struktur dengan tugas – tugas operasi yang dicapai lewat spesialisasi, aturan dan pengaturan yang sangat formal. Tugas – tugas yang dikelompokan ke dalam departemen fungsonal. Wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando. Kekuatan utama birokrasi terletak dalam kemampuannya menjalankan kegiatan terbakukan secara efisien. Salah satu kelemahan birokrasi dilukiskan dalam dialog antara empat eksekutif dalam satu perusahaan. Kelemahan besar lainnya dari birokrasi adalah  sesuatu yang kita semua alami ketika suatu saat harus berurusan dengan orang – orang yang bekerja dalam organisasi ini.
3.    Struktur Matriks
Struktur matriks adalah suatu strukur yang menciptakan lini rangkap dari wewenang menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Kekuatan departementalisasi fungsional terletak dalam menempatkan para spesialis yang serupa secara bersama, yang menimalkan jumlah yang diperlukan, sementara memungkinkan pengumplan dan menggunakan bersama sumber daya khusus untuk semua produk. Kelemahan utamanya adalah kesulitan mengkoordinasi tugas  dari spesialis fungsional yang beraneka agar aktivitas mereka diselesaikan pada waktunya dan sesuai anggaran. Karakteristik struktural yang paling jelas dari matriks adalah bahwa matriks memecah kosep kesatuan komando. Oleh karena itu struktur matriks itu mempunyain rantai komando rangkap dua.
Implikasi Manajerial Desain dan Struktur Organisasi
Dalam menjalankan organisasi untuk mendapatkan hasil dengan sistem yang baik, adanya struktur pembagian serta penempatan pekerjaan secara merata. Dan dengan adanya penempatan pembagian pekerjaan tersebut secara merata dan spesifik ini  maka hasil pekerjaan akan terselesaikan dengan baik, mudah tertata rapih. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa implikasi manajerial desain dan struktur organisasi ini memiliki peran penting dalam sebuah organisasi karena penerapannya memberikan kinerja yang baik bagi suatu organisasi






DAFTAR PUSTAKA

          Drs.lg.Wursanto. (2005). Dasar- Dasar Ilmu Organisasi . Yogyakarta: ANDI.
         Sutarto. (1998). Dasar- Dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
         Wexley, K. N., & Yuki, G. A. (2005). Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Rineka Cipta .
         Stephen P. Robbins.(2002).Perilaku Organisasi.Jakarta: PT Prenhallindo.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar